Kamis, 21 Mei 2015

pembuatan media dan sterilisasi bahasah



BAB I
PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
Sekarang ini, dengan berkembangannya ilmu pengetahuan, maka semakin tinggi pula rasa ingin tahu seseorang terhadap apa yang terdapat di alam sampai pada mikroorganisme yang tidak dapat di lihat dengan mata telanjang. Dari hal inilah muncul ilmu pengetahuan yang mempelajari tentang mikroorganisme tersebut yang disebut dengan mikrobiologi. Dalam bidang penelitian mikroorganisme ini, tentunya menggunakan teknik atau cara-cara khusus untuk mempelajarinya serta untuk bekerja pada skala laboratorium untuk meneliti mikroorganisme ini baik sifat dan karakteristiknya, dan diperlukan pula pengenalan akan alat-alat laboratorium mikrobiologi serta teknik atau cara penggunaan alat-alat yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
Alat-alat yang digunakan dalam praktikum mikrobiologi juga harus dalam keadaan steril. Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses untuk mematikan semua organisme yang terdapat pada atau di dalam suatu benda. Ketika untuk pertama kalinya melakukan pemindahan biakan bakteri secara aseptik, sesungguhnya hal itu telah menggunakan salah satu cara sterilisasi, yaitu pembakaran. Namun, kebanyakan peralatan dan media yang umum dipakai di dalam pekerjaan mikrobiologi akan menjadi rusak bila dibakar. Untungnya tersedia berbagai metode lain yang efektif.
Mikroorgannisme dapat berkembang biak dengan alami atau dengan bantuan manusia. Mikroorganisme yang dikembangkan oleh manusia diantaranya melalui substrat yang disebut media, pada saat melakukan pembuatan media hal yang harus diperhatikan ialah berkerja secara aseptik. Bekerja secara aseptik bisa meliputi sterilisasi, jadi saat pembuatan media dilakukan alat-alat yang akan digunakan harus disterilisasi sebelum inokulasi. Sterilisasi yaitu suatu proses untuk mematikan semua organisme yang dapat menjadi kontaminan. Cara tersebut digunakan untuk menghancurkan, menghambat pertumbuhan mikroorganisme dan menyingkirkan mikroorganisme. Metode yang umumnya diterapkan untuk mensterilisasikan media dan alat-alat ialah dengan pemanasan. Jika panas digunakan bersama-sama dengan uap air disebut sterilisasi basah (menggunakan autoklaf),  sedangkan jika tanpa uap air disebut sterilisasi kering (menggunakan oven). Pada praktikum kali ini metode yang dipakai ialah sterilisasi basah dengan autoklaf, autoklaf adalah alat untuk memsterilkan berbagai macam alat dan bahan yang menggunakan tekanan 15 psi (1,02 atm) dan suhu 1210C.  Suhu dan tekanan tinggi yang diberikan kepada alat dan media yang disterilisasi memberikan kekuatan yang lebih besar untuk membunuh sel dibanding dengan udara panas.
I.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
I.2.1 Maksud Praktikum
Untuk mengetahui cara sterilisasi basah dan mengetahui cara pembuatan media.
I.2.2 Tujuan Praktikum
Tujuannya adalah agar praktikan dapat melakukan sterilisasi dengan metode basah dan pembuatan media
I.3 Prinsip Percobaan
Semua alat dan media yang akan disterilkan dimasukkan kedalam autoklaf dengan suhu 1210C selam 15-20 menit



















BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
II.1 Teori Umum
            Media tumbuh bagi mikroba memiliki keragaman dalam hal tipe nutrisi tergantung mikroba yang mengimbanginya. Sumber nutrien bisa berasal dari alamiah maupun buatan seperti campuran zat-zat kimiawi. Media dituang kedalam wadah-wadah selain sesuai juga disterilkan sebelum digunakan. PH medium perlu disesuaikan dan ditentukan dengan nilai yang optimum bagi pertumbuhan miroba (Putri, 2010).
Medium adalah bahan yang mengandung campuran nutrisi yang bermanfaat untuk menumbuhkan mikroba. Medium ada yang alami dan ada yang merupakan buatan manusia, contoh medium buatan manusia adalah medium cair, medium kental (padat) dan medium setengah padat. Medium cair digunakan untuk menumbuhkan bakteri dan juga fermentasi. Medium padat digunakan untuk menumbuhkan mikrobia pada permukaan. (Dwidjoseputro, 1994).
Larutan pengencer merupakan larutan yang digunakan untuk mengencerkan larutan dengan perbandingan pengenceran tertentu. Caranya adalah dengan menempatkan pada tabung reaksi kemudian menentukan berapa perbandingan yang digunakan karena tiap perbandingan memiliki ketentuan sendiri-sendiri. Pengenceran dengan larutan pengencer diperlukan agar nantinya diperoleh pertumbuhan bakteri yang tidak konfluen hingga koloninya mudah untuk dihitung (Sandjaja, 1992).
Jenis Medium sangat bervarisasi bergantung kepada apa yang dijadikan dasar penanaman. Berdasarkan kepada bentuknya dikenal tiga macam medium, yaitu medium cair, medium semi solid dan medium padat. Beda utama ketiga macam medium, yaitu ada tidaknya bahan pemadat. Medium cair tidak menggunakan bahan pemadat. Medium semi solid dan medium padat menggunakan bahan pemadat. Agar-agar paling umum digunakan. jumlah bahan pemadat pada medium semi solid setengahnya dari medium padat jumlah agarnya 1.5%-18% (Amni, 2009).
Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir. Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka.Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh pembudidaya jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri.
Sterilisasi adalah proses mematikan semua mikroorganisme termasuk bakteri, spora bakteri,kapang dan virus. Sterilisasi yang tidak baik dapat menghasilkan penyebaran infeksi bakteri dan virus seperti hepatitis dan HIV.
              Sterilisasi dalam mikrobiologi adalah suatu proses mematikan mikroorganiseme yang mungkin ada pada suatu benda. Secara umum terdapat tiga teknik yang biasa digunakan untuk sterilisasi. Pemilihan teknik sterilisasi didasarkan pada sifat alat dan bahan yang akan disterilisasi.Sterilisasi adalah suatu proses untuk membunuh semua jasad renik yang ada, jika ditumbuhkan di alam suatu medium tidak ada jasad renik yang dapat berkembang biak. Sterilisasi harus dapat membunuh renik yang paling tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992). Adanya pertumbuhan mikroorganisme menunjukkan bahwa pertumbuhan bakteri masih berlangsung dan tidak sempurnanya proses sterilisasi. Jika sterilisasi berlangsung sempurna, maka spora bakteri yang merupakan bentuk paling resisten dari kehidupan mikrobia akan diluluhkan (Lay dan Hatowo, 1992).
            Sterilisasi basah biasanya dilakukan di dalam autoclave uap yang mulai diangkat dengan menggunakan uap air jenuh pada suhu 1210C selama 15 menit. Adapun alasan digunakannya suhu 1210C itu disebabkan oleh tekanan 1 atm pada ketinggian permukaan laut. Prinsip kerja dari alat ini cukup sederhana. Autoklaf diisi dengan air secukupnya dan semua alat-alat yang akan disterilkan seperti tabung reaksi, spoid, labu erlemeyer, ose, dimasukkan kedalamnya. Sebelum ditutup, semua alat perlu disusun dengan baik untuk menghindari alat-alat gelas pecah sewaktu proses sterilisasi berlangsung yang disebabkan oleh tekanan dari uap air. Proses berikutnya adalah menutup autoklaf dengan memutar setiap sekrup dari arah berlawanan dengan kuat hingga tidak terdapat lagi celah untuk keluarnya uap air yang dihasilkan saat pemanasan berlangsung. Langkah terakhir adalah memanaskan autoklaf tersebut dengan nyala api hingga menghasilkan uap air jenuh bertekanan pada suhu 1210C selama 15 menit. Setelah selesai autoklaf didiamkan terlebih dahulu beberapa menit. Apabila autoklaf telah dingin, sekrup dan baut pengunci dapat dibuka dan semua alat-alat yang sudah steril dapat dikeluarkan satu persatu. Adapun untuk sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik terlebih dahulu air dengan takaran yang telah ditentukan dimasukkan kedalamnya kemudian alat-alat yang akan disterilkan seperti labu Erlemeyer dan gelas ukur. Suhu, tekanan, dan waktu yang dibutuhkan disetting sesuai kebutuhan. Biasanya proses sterilisasi menggunakan autoklaf elektrik berlangsung sekitar 15 menit dengan suhu 1210C. Sterilisasi basah dapat digunakan untuk mensterilkan bahan apa saja yang dapat ditembus uap air dan tidak rusak bila dipanaskan dengan suhu tersebut. (Fardiaz, 1992).
II.3 Uraian Bahan
1.      Potato Dextrose Agar
        Potato Dextrose Agar (PDA) merupakan media yang sangat umum yang digunakan untuk mengembangbiakkan dan menumbuhkan jamur dan khamir. Komposisi Potato Dextrose Agar ini terdiri dari bubuk kentang, dextrose dan juga agar. Bubuk kentang dan juga dextrose merupakan sumber makanan untuk jamur dan khamir.Potato Dextrose Agar juga bisa digunakan untuk menghitung jumlah mikroorganisme menggunakan metode Total Plate Count. Perindustrian seperti industri makanan, industri produk susu dan juga kosmetik menggunakan PDA untuk menghitung jumlah mikroorganisme pada sample mereka. Karena fungsinya yang dapat mengembangbiakkan jamur, sekarang ini PDA juga banyak digunakan oleh pembudidaya jamur seperti jamur tiram. Untuk memaksimalkan pertumbuhan bibit jamur, biasanya pembudidaya mengatur kondisi pH yang rendah (sekitar 3,5) dan juga menambahkan asam atau antibiotik untuk menghambat terjadinya pertumbuhan bakteri. Pada umumnya, formula komposisi PDA yang cocok untuk pertumbuhan jamur dan khamir (per liter) yaitu :
  • Bubuk kentang/potato starch………………………..4   gram
  • Dextrose…………………………………….………..20 gram
  • Agar………………………………………………….15 gram
2.      Aquadest
Nama resmi                                   : AQUADESTILLATA
Nama lain                                      : Air suling, Aquadest
Rumus kimia                                 : H2O
Berat molekul                                : 18,02
Pemerian                                         :cairan jernih, tidak berwarna, tidak berbau,      tidak   mempunyai rasa.
Penyimpanan                                 : Dalam wadah tertutup.




BAB III
METODE PENELITIAN
III.1 Alat dan Bahan
III.1.1 Alat Percobaan
1.      Autoclave
2.      Pemanas
3.      Oven
4.      Gelas beaker 500 ml
5.      Tabung reaksi
6.      Batang pengaduk
7.      Cawan petri
III.1.2 Bahan Percobaan
1.      Medium PDA ( Potato Dextrose Agar )
2.      Aquadest
III.2 Cara Kerja
III.2.1 Sterilisasi basah
1.      Disiapkan alat-alat yang akan disterilisasikan.
2.      Dibungkus  cawan petri dengan kertas.
3.      Dimasukkan alat dan bahan yang akan di sterilisasikan ke dalam alat inkubasi yaitu autoclave.
4.      Diinkubasi dengan alat autoclave dengan menggunakan suhu 1210C selama 15 menit.
5.      Jika tekanan pada autoclave jarum penunjuknya mendekati garis merah, maka segera tekanannya diturunkan ke LOW, kemudian sebaliknya, dan tekanan dipertahankan selama 15 menit.
6.      Setelah di inkubasi, dinginkan alat dan bahannya, kemudian matikan autoclave.
III.2.2 Pembuatan media
1.      Ditimbang medium PDA sebanyak 7,8 gram
2.      Dimasukkan ke dalam gelas beker 500 ml
3.      Ditambahkan aquadest hingga 200 ml
4.      Kemudian dipanaskan sampai larutan mendidih sambil terus diaduk.
5.      Dimasukkan ke dalam tabung reaksi sebanyak 6 tabung. Kemudian ditutup mulut tabung menggunakan kapas.
6.      Kemudian dimasukkan dalam autoclave,setelah 15 menit dikeluarkan medium tersebut dari autoclave
7.      Dimasukkan ke dalam gelas beker bersama dengan medium NA dan PW.
8.      Kemudian dikeluarkan medium dari autoclave dan posisi tabung reaksi ada tiga yang tegak dan tiga yang miring .
9.      Setelah itu didiamkan sampai dingin dan masukkan dalam kulkas.




BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
IV.1 Hasil Pengamatan
NO
Nama alat/bahan
Cara sterilisasi
1.
Gelas beaker
Autoklaf
2.
Tabung reaksi
Autoklaf
3.
Erlenmeyer
Autoklaf
4.
Media PDA
Autoklaf
IV.2 Pembahasan
Ada beberapa cara dalam melakukan sterilisasi, yakni sterilisasi secara fisik, sterilisasi secara mekanik dan sterilisasi secara kimiawi. Autoclave yaitu alat serupa tangki minyak yang terdapat diisi dengan uap, autoclave adalah alat yang digunakan pada proses sterilisasi basah. Medium yang disterilkan ditempatkan didalam autoclave ini selama 15 sampai 20 menit, hal ini tergantung pada banyak sedikitnya yang diperlukan untuk sterilisasi.
Pada saat melakukan sterilisasi, kita sebenarnya memaparkan uap jenuh pada tekanan tertentu selama waktu dan suhu tertentu pada suatu objek, sehingga terjadi pelepasan energi laten uap yang mengakibatkan pembunuhan mikroorganisme secara inversibel akibat denaturasi atau koagulasi protein sel.
 Namun pada prinsipnya proses sterilisasi mikroorganisme adalah dengan cara pemanasan berulang kali dimaksudkan  untuk menumbuhkan spora mikroorganisme kemudian memanaskannya kembali agar spora mikroorganisme tersebut mati. Adapun tahapan yang mesti dilakukan pertama yakni media yang telah siap disterilisasi harus dibuka sedikit tutupnya (jika menggunakan wadah tutup berulir) atau harus dilubangi plastiknya supaya tekanan yang dihasilkan autoklaf dapat masuk ke dalam media kemudian memanaskannya  hingga 100°C dengan tujuan agar bakteri yang ada mati. Langkah selanjutnya adalah didinginkan sehingga suhu turun berkisar antara  30°C hingga 40°C dengan tujuan memberi kesempatan agar supaya spora mikroorganisme tumbuh menjadi mikroorganisme lagi selama 24 jam.Tahap kedua adalah sama dengan  tahap pertama yakni memanaskan hingga 100°C dengan tujuan agar mikroorganisme baru mati. Andaikata masih ada sisa spora dari mikroorganisme, maka suhu didinginkan lagi seperti tahap pertama sampai semua mikroorganisme dan spora mikroorganisme hilang atau mati.
Sterilisasi dilakukan pada semua alat dan bahan yang akan digunakan dalam percobaan, baik peralatan laboratorium maupun medium pertumbuhan mikroba. Melalui sterilisasi, seluruh mikroba patogen dapat mati, sehingga tidak sempat berkembang biak. Adapun langkah-langkah sterilisasi adalah :
1.      Disiapkan alat-alat dan bahan-bahan yang diperlukan dalam proses sterilisasi.
2.      Dibungkus masing-masing alat seperti tabung reaksi dan cawan petri kemudian dibungkus menggunakan kertas yang bersih secara rapat-rapat. Untuk tabung reaksi terlebih dahulu di sumbat dengan kapas.
3.      Setelah bahan-bahan dibungkus, kemudian diletakkan dalam autoklaf dengan tersusun rapi kemudian atur waktu dan suhu oven berkisar antar 1210C selam 15-20 menit.
Media PDA (Potato Dextrose Agar) merupakan medium semi sintetik. Media merupakan tempat terjadi perkembangan organisme. Medium tersebut harus memenuhi syarat-syarat antara lain harus mengandung semua zat hara yang mudah digunakan oleh mikroba harus mempunyai tekanan osmosis, tegangan permukaan dan Ph yang sesuai dengan kebutuhan mikroba yang akan tumbuh, tidak mengandung zat-zat yang dapat menghambat pertumbuhan mikroba, harus dalam keadaan steril sebelum digunakan agar mikroba yang ditumbuhkan dapat tumbuh dengan baik. Media untuk pertumbuhan mikroba ada beberapa macam antara lain berdasarkan susunan kimia konsistensi, fungsi dan tujuan medium berdasarkan susunan kimianya yaitu medium organic , medium anorganik medium sintetik dan non sintetik.
Dan medium yang berbentuk padat yang digunakan dalam menumbuhkan mikroba dipermukaan sehingga membentuk koloni yang dapat dilihat , dihitung dan diisolasi contohnya Nutrien Agar (NA),Potato Dextrose Agar (PDA)


BAB V
PENUTUP
V.1 Kesimpulan
Media PDA dibuat dengan cara ditimbang sebanyak 7,8 gram kemudian dimasukkan kedalam gelas beker 500 ml lalu dilarutkan dengan aquadest 200 ml kemudian dimasukkan kedalam tabung reaksi kemudian disterilisasi menggunakan autoklaf pada suhu 121oC selama 15-20 menit. Medium PDA akan berubah menjadi kuning keemasan setelah dilakukan proses pemanasan.
V.2 Saran
Pada saat melakukan praktikum, sebaiknya para praktikan betul-betul memperhatikan kesterilan setiap alat dan bahan yang akan digunakan agar mendapat hasil praktikum sesuai yang diharapkan.











DAFTAR PUSTAKA

Amni U. 2009. Mikrobiologi Dasar. Papas Sinar Sinanti. Jakarta.
Anonim1. 2013.Sterilisasi. sumber: http://adawiiah.blogspot.com/ laporan-sterilisasi-dan-pembuatan-media.html. Diakses tanggal 30 maret 2015

Anonim2. 2013. Pembuatan media agar untuk bakteri dan jamur. sumber: https://nurfitrirahim.wordpress.com. Diakses tanggal 30 maret 2015
Dwidjoseputro.D.Prof.Dr., 2005. Dasar-Dasar Mikrobiologi. Djambatan : Jakarta
Fardiaz, Srikandi.  1992.  Mikrobiologi Pangan.  Departemen Pendidikan dan Kebudayaan 
                PAU Pangan dan Gizi.  Institut Pertanian Bogor.
Hastowo. Susyo. 1992. Mikrobiologi. Rajawali : Jakarta
Lay dan Hatowo, 1992.. Mikrobiologi Dasar Jilid 1 Edisi ke 5. Erlangga. Jakarta.
Putri, Sylvia. 2010. Mikrobiologi Farmasi. Jakarta: Erlangga
Sandjaja. 1992. Mikrobiologi Tanah. Rineka Cipta. Jakarta.
Schtegel. Hans E. 1994. Mikrobiologi Umum.Gajahmada University pers :      Yogyakarta









Laboratorium Mikrobiologi
Jurusan Farmasi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar
Pembuatan Media dan Sterilisasi Basah
 
http://gizi.poltekkes-mks.ac.id/wp-content/uploads/2014/09/logo-poltek.png


DISUSUN OLEH :
ANCU SUGIANTO
(PO.713251141053)
                  
KELAS                                               : B I
HARI/TANGGAL  PRAKTIKUM     : KAMIS/ 26 MARET 2015
PEMBIMBING                                    : ST.RATNAH,S.Si,M.kes

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKESMAKASSAR
TAHUN 2014/2015


0 Komentar:

Posting Komentar

Berlangganan Posting Komentar [Atom]

<< Beranda